TIMES JATIM, JAKARTA – Direktur Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI (Dirjen PHU Kemenag RI), Hilman Latief, mengungkapkan hasil positif dari survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2023.

Dalam paparan yang disampaikan pagi ini, survei menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam berbagai aspek pelayanan, meskipun masih terdapat beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan untuk perbaikan ke depan.

"Alhamdulillah, tadi pagi kita melihat paparan dari BPS dan berdiskusi mengenai beberapa hal terkait hasil survei. Untuk tahun ini, kita mendapatkan kenaikan yang cukup signifikan secara umum, dengan skor 88,20. Ini adalah peningkatan yang baik, terutama dibandingkan pasca-COVID tahun 2022, di mana saat itu jumlah jamaah hanya 50%, namun kita meraih skor 90,26," ungkap Hilman Latief, Jumat (20/9/2024).

Tantangan dan Perbaikan Pelayanan di Tahun 2023

Meskipun terjadi peningkatan, Hilman mengakui bahwa pelaksanaan haji tahun 2023 masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Beberapa kendala yang muncul memengaruhi skor yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, ia menegaskan bahwa upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah, khususnya dalam menghadapi tantangan ini, telah memberikan hasil yang cukup baik menurut evaluasi BPS.

"Tahun 2023 kita tahu ada beberapa constraint yang kita hadapi, ada beberapa masalah, dan skornya memang mengalami penurunan yang cukup drastis di beberapa aspek. Namun, Alhamdulillah, upaya kita untuk melakukan perbaikan di tahun 2024 juga menunjukkan hasil yang baik, menurut hasil evaluasi BPS, dan kami juga merasakan hal yang sama," ujarnya.

Hilman juga menyoroti beberapa kemajuan yang telah dicapai, terutama dalam hal pelayanan bagi jamaah di dalam negeri, luar negeri, serta sektor transportasi, konsumsi, dan akomodasi selama puncak haji.

"Inovasi-inovasi yang kita lakukan mendapatkan respons positif dari jamaah, baik dari pelayanan di dalam negeri maupun di luar negeri. Transportasi, makanan, konsumsi, hingga akomodasi di Mina, Arafah, dan Muzdalifah juga mendapat apresiasi dari jamaah," jelas Hilman.

Catatan Perbaikan untuk Akomodasi di Puncak Haji

Meskipun ada banyak kemajuan, Hilman menekankan bahwa ada satu catatan penting dari survei yang harus diperhatikan, yaitu terkait akomodasi jamaah di puncak haji. Menurutnya, meski secara keseluruhan pelayanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina sudah mendapatkan apresiasi, ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki fasilitas akomodasi, terutama dalam hal kapasitas tenda yang digunakan.

"Highlight dari catatan survei adalah untuk akomodasi, terutama pada puncak haji. Kita perlu perbaikan signifikan, khususnya masalah kepadatan tenda-tenda di Arafah dan Mina. Ini mungkin menjadi proyeksi untuk tanazul, yang kita siapkan tahun lalu tapi belum diterapkan karena beberapa pertimbangan," jelasnya.

Hilman menambahkan bahwa hasil survei ini akan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan di tahun-tahun mendatang. Salah satu rekomendasi yang akan ditindaklanjuti adalah penerapan sistem tanazul untuk mengatasi masalah kepadatan jamaah di tenda-tenda selama puncak haji.

"Kami sedang mempersiapkan konsep tanazul yang akan diterapkan tahun depan, sebagai langkah untuk mengatasi masalah kepadatan di tenda-tenda," tutupnya. (*)