Berita

Tim Dosen UM Latih Manajemen Diri untuk Cegah FoMO di Kalangan Siswa

Sabtu, 21 September 2024 - 15:19
Tim Dosen UM Latih Manajemen Diri untuk Cegah FoMO di Kalangan Siswa Pelatihan Self Management Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku FOMO untuk Siswa SMK Nasional Malang Melalui Experiential Learning oleh tim dosen FIP UM. (Foto: Istimewa)

TIMES JATIM, MALANG – Dalam era digital yang serba cepat, remaja semakin terpapar pada fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yaitu rasa cemas atau takut ketinggalan informasi dan tren terbaru. Hal ini sering kali membuat siswa kehilangan fokus dan produktivitas.

Untuk mengatasi masalah ini, Tim Pengabdian Univeristas Negeri Malang (UM) menggelar Pengabdian dengan tema “Pelatihan Self Management sebagai Upaya Pencegahan Perilaku FOMO (Fear of Missing Out) yang Terjadi Pada Kalangan Siswa SMK Nasional Malang Melalui Experiential Learning”.

Kegiatan ini berlangsung dalam tiga pertemuan yang berlangsung pada bulan Agustus 2024. Tepatnya pada 2-29 Agustus 2024.

Pelatihan-2.jpg

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Nasional Malang, sekaligus Ketua Pengabdian Elia Flurentin, M.Pd mengatakan, pada era yang serba digital ini, manajemen diri menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki, utamanya bagi siswa.

"Pelatihan ini bertujuan untuk membantu siswa untuk mengetahui perilaku FoMO serta membekali mereka dengan keterampilan manajemen diri yang akan berguna sepanjang hidup mereka," ujarnya.

Dalam  kesempatan itu, Elia menyampaikan materi tentang "Manajemen Diri Terkait FoMO." Ia memberikan strategi praktis kepada siswa dalam mengelola diri agar tidak mudah terjebak dalam pusaran perilaku FOMO saat ini.

"Mengatasi FoMO bukan berarti memutuskan hubungan dengan teknologi, tetapi lebih pada bagaimana kita menetapkan batas yang sehat antara kehidupan digital dan dunia nyata," kata dia.

Materi lain yang tak kalah menarik tentang "Perilaku FoMO pada Kalangan Remaja"  disampaikan oleh Awalya Siska Pratiwi, M.Pd. Awalya menjelaskan bahwa FoMO, yang kerap dipicu oleh penggunaan media sosial berlebihan, dapat mengganggu kesehatan mental remaja.

"FoMO bukan hanya tentang ketinggalan informasi, tetapi juga akan berdampak pada aspek-aspek lainnya dalam kehidupan" ungkapnya.

Sesi terakhir diisi oleh Dr. Arbin Janu Setiyowati, M.Pd, yang menyampaikan "Proses Experiential Learning dalam Mencegah FoMO." Dr. Arbin menjelaskan bahwa experiential learning adalah metode belajar melalui pengalaman langsung yang memampukan siswa untuk lebih memahami dinamika FoMO dan bagaimana mereka bisa menanganinya.

"Dengan pengalaman nyata dan refleksi, siswa akan lebih paham dalam memprioritaskan hal-hal yang lebih penting dalam hidup mereka dan tidak terlalu dikendalikan oleh ponsel" jelas Dr. Arbin.

Pada pertemuan kedua, pelatihan berlanjut dengan pendekatan yang lebih praktis. Para peserta dibagi dalam kelompok untuk menyelesaikan kasus berdasarkan berita viral terkait FoMO.

Setiap kelompok diberikan kasus yang berbeda, seperti kasus tawuran karena adu domba dalam media sosial, tempat viral hingga menumpuk antrian panjang untuk masuk, membeli sesuatu barang yang sedang tren hingga berpuasa dan berujung sakit dan kasus lainnya.

Pelatihan-3.jpg

Para siswa diminta menganalisis masalah FoMO dalam konteks nyata dan mencari solusi berdasarkan konsep manajemen diri yang telah mereka pelajari. Salah satu peserta pengabdian, mengatakan bahwa kegiatan ini membuatnya lebih peka terhadap bagaimana perilaku FoMO bisa muncul dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya jadi lebih sadar bahwa saya sering kali terpengaruh oleh tekanan media sosial dan merasa perlu selalu update, padahal itu tidak selalu penting," ujarnya.

Pada pertemuan terakhir, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisis kasus mereka. Mereka diharuskan mengaitkan penyelesaian kasus tersebut dengan manajemen diri yang telah mereka terapkan.

Setiap presentasi disertai dengan refleksi pribadi dari anggota kelompok, yang menjelaskan bagaimana mereka mengelola rasa cemas dan tekanan yang muncul akibat FoMO. Presentasi yang dilakukan sangat bervariasi mulai dari membuat poster, video,dan lain-lain.

Hasil diskusi yang disampaikan para siswa menunjukkan bahwa mereka semakin memahami pentingnya manajemen diri dalam menghadapi FoMO. Kelompok yang terbaik dari penilai teman-teman, guru, serta dosen akan mendapatkan sertifikat penghargaan.

Riskiyana Prihatiningsih, MPd, yang juga turut hadir dari salah satu perwakilan tim pengabdian UM, merasa bangga dengan hasil yang dicapai para siswa.

"Melihat bagaimana kalian menerapkan manajemen diri dalam menghadapi tekanan sosial dari FoMO adalah bukti bahwa pelatihan ini telah memberikan dampak nyata," tuturnya.

Dengan berakhirnya pelatihan ini, para siswa SMK Nasional Malang tidak hanya mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang FoMO, tetapi juga keterampilan praktis untuk mengelola diri dalam menghadapi tantangan dunia digital yang semakin kompleks.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah lain dalam menghadapi masalah serupa, sehingga generasi muda lebih siap menghadapi era digital dengan kepala tegak dan kepercayaan diri yang kuat. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.