Wisata

Eks Perkampungan Yahudi di Balat, Warisan Sejarah yang Masih Terjaga di Istanbul

Jumat, 30 Agustus 2024 - 03:06
Eks Perkampungan Yahudi di Balat, Warisan Sejarah yang Masih Terjaga di Istanbul Suasana eks perkampungan Yahudi di Balat, Istanbul, Turki. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, ISTANBULKota Istanbul, Turki, selalu punya daya tarik unik, terutama bagi para pengunjung yang ingin mendalami sejarah panjang kota yang terletak di dua benua ini. Salah satu sudut kota yang memiliki sejarah menarik adalah kawasan Balat. Di sinilah, jejak komunitas Yahudi pernah berkembang pesat pada masa Kekaisaran Ottoman. 

Meskipun kini kaum Yahudi tak lagi mendominasi daerah tersebut, Balat masih menyimpan cerita menarik tentang eksistensi mereka di masa lalu.

Kisah ini bermula ketika bertemu dengan Yudha Muhammad, seorang mahasiswa asal Malang yang sedang menempuh studi doktoral di sana. 

Yudha tak hanya berperan sebagai teman, tetapi juga menjadi pemandu bagi para mahasiswa maupun pelancong yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Istanbul. 

Kemampuan berbahasa Turki dan pengalamannya selama tiga tahun tinggal di kota Istanbul sangat membantu WNI untuk beradaptasi.

Yudha tinggal di kawasan Balat bersama keluarganya. Sebuah undangan makan malam dengan masakan khas Indonesia di rumahnya menjadi kesempatan yang tak bisa saya lewatkan.

Suasana-eks-perkampungan-Yahudi-b.jpg

Ketika tiba di Bakat, kesan pertama yang muncul adalah keunikan arsitektur rumah-rumah kayu di kawasan ini.

Di tengah maraknya bangunan bertingkat di Istanbul, Balat menawarkan suasana berbeda, dengan gang-gang sempit dan rumah-rumah yang konon telah berusia ratusan tahun.

Keunikan Balat tidak hanya terletak pada arsitekturnya. 

Yudha mengungkapkan, bahwa kawasan ini dulunya merupakan perkampungan Yahudi pada masa Ottoman.

Di tengah kawasan itu, nampak dengan jelas sebuah bangunan sinagoge yang masih berdiri kokoh.

Keberadaan sinagoge ini menjadi pengingat bahwa komunitas Yahudi pernah hidup damai di tengah masyarakat Istanbul yang mayoritas Muslim.

Meskipun komunitas Yahudi tidak lagi menghuni kawasan Balat, warisan budaya mereka tetap terjaga.

Pemerintah Turki menetapkan bangunan-bangunan di Balat sebagai cagar budaya, memastikan bahwa rumah-rumah kayu dan sinagoge yang ada di sana tetap terlindungi. 

Ini adalah salah satu langkah untuk menjaga sejarah panjang keberagaman agama di Turki, terutama di era Ottoman.

Sejarah mencatat bahwa di bawah pemerintahan Ottoman, kaum Yahudi tidak mengalami diskriminasi seperti yang terjadi di negara-negara Eropa lainnya pada abad ke-20. 

Mereka hidup berdampingan dengan umat Muslim dan Kristen dalam suasana yang damai. Bahkan, ketika Palestina masih di bawah kendali Ottoman, toleransi beragama menjadi prinsip utama yang menjaga kerukunan antarumat.

Kini, meskipun jejak fisik komunitas Yahudi di Balat masih terlihat, kehadiran mereka sebagai penduduk kawasan ini sudah tidak ada. 

Namun, sejarah dan warisan budaya mereka terus dirawat oleh penduduk lokal. Rumah-rumah kayu dan sinagoge yang ada di Balat menjadi bukti nyata bahwa Istanbul pernah menjadi rumah bagi beragam keyakinan.

Kawasan Balat juga menjadi salah satu daerah yang cukup siap menghadapi ancaman bencana gempa yang sering membayangi Istanbul. 

Kota ini memang terletak di antara dua lempeng benua—Asia dan Eropa—yang membuatnya rentan terhadap gempa. 

Namun, bangunan kayu di Balat memiliki keunggulan tersendiri, mirip dengan rumah-rumah di Jepang yang juga rawan gempa. 

Bahan baku yang digunakan membuat bangunan-bangunan di Balat lebih tahan terhadap guncangan, sebuah pengetahuan yang ternyata sudah diterapkan sejak zaman Ottoman.

Pengalaman mengunjungi Balat bukan hanya soal menikmati masakan Indonesia di perantauan, tetapi juga membuka wawasan baru tentang sejarah yang jarang terdengar. 

Kawasan ini menyimpan banyak pelajaran tentang toleransi, keberagaman, dan cara hidup berdampingan di tengah perbedaan. 

Balat, eks perkampungan Yahudi, kembali mengingatkan kepada Kita bahwa sejarah tidak hanya tercatat di buku, tetapi juga terlihat dari bangunan-bangunan yang masih berdiri hingga kini. 

Oleh sebab itu, dengan segala keunikan dan sejarahnya, eks perkampungan Yahudi di Bakat nyatanya menjadi tempat yang layak dikunjungi bagi siapa saja yang ingin melihat sisi lain dari Istanbul—sisi yang lebih tenang, penuh makna, dan sarat cerita tentang keberagaman. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.